Suatu hari Rani melihat
sahabatnya Chintia sedang merenung disudut ruang kelas, Rani bingung
melihatnya. Hatinya bertanya-tanya “kenapa dia?” dengan langkah yang sigap dia
mulai menghampiri Mawar. Mata Mawar terlihat sembab, entah karena
apa..kelihatannya dia habis menangis semalaman. Rani pun
mengurungkan niatnya untuk bertanya pada sahabatnya itu.
Dikelas Chintia
dan Rani terdapat murid baru, dari penampilan dia
merupakan orang yang terlihat sederhana.
Murid
baru : “Hai teman-teman nama saya beatrick,
saya pindahan dari Medan” (senyum
menyapa)
Di waktu yang bersamaan Rani lebih
memandangi sang sahabat yang termenung disudut ruang kelas.
Rani
: “Chintia kenapa ya..? Engga biasanya dia murung
begitu? Apa dia ada
masalah?
(memperhatikan gerak-gerik Mawar)
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas. Rani mulai
mendekati Chintia yang masih tetap pada posisi semula.
Rani
: Chintia kamu ada masalah?” (tampak cemas)
Chintia
: (tatapan kosong lurus kedepan) “Keluargaku...keluargaku...telah hancur...”
Rani
: “Maksudmu apa? Aku tidak mengerti..”
Chintia
: “Orangtuaku telah bercerai Lit, aku kecewa..”
Rani
: “Hah? Kamu serius?! Kapan semuanya terjadi?” (terkejut)
Chintia
: “Kemarin saat aku sekolah.. Sebetulnya aku tidak mengerti kenapa mereka
mengakhiri
semuanya.. Aku tak tau alasannya..”
Rani
: “Sabar ya, chin.. Jangan terus bersedih masih ada aku,
sahabatmu disini..”
(tersenyum
sambil menenangkan Mawar)
Chintia
: “Makasih banget ya ran...” (memeluk
Rani)
Rani : “Sama-sama sayang.. Kita kan bestfriend
forever” (melepaskan pelukan
Chintia tertawa kecil)
Disisi lain terlihat Beatrick sang murid
baru sedang mengamati Rani dan Chintia
dia juga mendengar pembicaraan keduanya.
beatrick
: “Situasi ini bisa gua manfaatin nih kayanya” (senyum licik)
(berlalu
pergi dan membuat rencana untuk besok)
Keesokan Harinya dikelas banyak anak yang memandangi Chintia,
dia terlihat bingung dia pun mencoba menerobos kerumunan murid yang lain, untuk
sekedar melihat tulisan di madding itu
“Ada info baru
guys! haha. Ternyata si Chintia anak Broken Home !!”
Chintia merasa
dipermainkan kini satu sekolah sudah tau dia anak Broken Home. Emosinya
mulai memuncak dan fikirannya langsung terpacu pada Rani karena hanya dia yang tau tentang
ini semua.
Beatrick
: “Gua liat Rani nempel ini pagi-pagi” (ucapnya tiba-tiba)
Chintia
: “Bener?! Gak bohong kan lo?! (tampak terkejut)
Beatrick
: “Ngapain sih gua bohong? Emang ada untungnya buat gua? (balasnya sengit)
Chintia
: “Bener juga sih..! Gua harus bertindak..! ini udah kelewatan!!!” (berlalu
pergi
dan mencabut
paksa kertas yang ada di madding)
Chintia
menggebrak meja Rani dengan keras, emosinya sudah memuncak seperti
gunung berapi yang ingin meletus.
Chintia
: “Heh!! Sahabat macem apa lo?! Tega berbuat kaya gini?! Maksud lo apa?
Hah?!! Jawab
lo!” (emosi)
Rani
: “Aku gak tau chintia, aku aja belum baca...
Chintia
: (memotong perkataan Rani) “Halah,
kebanyakan ngelak lo!! Munafik tau ga?!
Gara-gara lo,
semua orang disekolah ini tau kalo gua ANAK BROKEN
HOME..!! tega
lo sama gua!! (emosi semakin menggebu)
Lolita
: “Itu bukan aku yang buat, aku gak tau.. ini semua salah paham..”
Chintia
: “Salah paham lo bilang?! Muak gua sama lo terlalu MUNAFIK..!!” (penekanan
pada kata
yang di capslock)
Rani
: “Terserah kamu deh sekarang, mau percaya aku sahabat kamu sendiri apa
mau percaya
orang lain.. Kamu berhak buat milih kok..” (berlalu pergi dan
membawa
selembar kertas itu)
Di tempat lain beatrick tersenyum puas melihat kejadian tersebut,
kedua orang yang bertolak belakang dengan mudahnya di adu domba oleh murid
baru. Senyuman yang terpancar dibibirnya merupakan senyuman licik.
Disisi lain Rani bersedih, dia bingung dengan kejadian ini.
Dia berjalan mencari sahabatnya yang lain. Hingga mereka berpapasan di koridor.
Andrean
: “Hai Rani, kok gak bareng sama Chintia?”
(senyum menyapa)
Rani
: “Kamu belum baca di madding?”
Wahyu
: “Belum..”
Rani
: “Nih..” (menyodorkan kertas ke Andrean)
Andrean
: “Ada info baru guys! haha. Ternyata si Mawar anak Broken Home !!”
(sambil
membacaaa)
Wahyu
: “Broken Home itu apa Ndre?” (dengan wajah polos)
Andrean
: “Ya ampun! Lu itu kemana aja?...
Wahyu
: (memotong perkataan Andrean) “Gua disini
kok daritadi..”
Andrean
: “Jangan potong omongan gua dulu yu..!! Belom
juga gua jelasin, udah main
potong aja..”
(mulai emosi)
Rani
: “Udah..!! Udah.. bukannya bantuin aku cari tau, kalian malah ribut”
Bagus
: “Tau nih, lu berdua cowo tapi mulutnya mulut cewe. Bawel banget..!!”
Wahyu
: “Sadar bang, nonjok orang aja gak berani. Masih mendingan kita, ya gak
Ndre?
(mencari pembelaan)
Andrean
: “Haha Yowman” (tertawa terbahak, Bagus hanya bisa
menekuk wajahnya)
Prandika
: “DI BILANG JANGAN BERISIK !!” (ketus)
Bagus
: “Okeokeee”
Lolita
: “Daripada kalian berantem gak jelas, mendingan bantuin nyelidikin yang buat
ini semua
siapaaa?”
Prandika
: “Sini..!! (berkumpul) bayar utang lu pada kek.. Gua gak punya duit nih”
(dengan wajah
tanpa dosa)
Anderan
: “Cepetan ah, serius gua. Kita mau bikin rencana kaya gimana?”
Wahyu
: “Sini..!!” (berkumpul)
Bagus
: “Tumben otak lu encer? Haha” (nada mengejek)
Wahyu
: “Abis yasinan tadi malem, dapet pencerahan sedikit hehe” (nyengir lebar)
Rani
: “Pergi yuk, jalanin misi kita”
Wahyu
: “Pergi kemanaa?”
Bagus
: “PERGI KE EMPANG...!!!” (gereget Bagus dan pergi
meninggalkan Wahyu
yang disusul
oleh Andrean, Prandika dan Rani. Wahyu?Masih
bengong ditempat)
Wahyu
: “Eh, tungguin gua..!!” (lari menyusul teman-temannya)
Chintia
sedang curhat dengan Beatrick tentang Rani. Hatinya
sekarang sudah sangat kecewa.
Chintia
: “Gua fikir dulu, Rani itu baik beat.. ternyata
dugaan gua meleset, dia tega
sama gua.. mempermainkan
rahasia kehidupan gua.. gua salah apa? Kenapa dia
begitu jahat
sama gua?” (perasaannya mulai menggebu)
Beatrick
: “Yang sabar aja ya cantik, kita juga gak bisa selamanya melihat orang dari
covernya
aja.. harus dari hati, itu yang sulit..” (senyum picik)
Chintia
: “Iya omongan lo bener, gua salah milih temen kayanya..” (nada kecewa)
Beatrick
: “Mungkin dia iri dengan kecantikan lo, dia kan kuper liat aja penampilannya
gak gaul sama
sekali” (memanas-manasi)
Chintia
: “Mungkin, tapi gua tau dia kok.. dia gak mungkin terpancing dengan cara yang
seperti
itu..”
Beatrick
: “Haduh Chintia kamu tuh terlalu baik sama dia, setiap orang
juga bisa
berubah
kali.. Emang selalu tetap dengan sifatnya yang ituuuuuuuu terus?
Engga kan??”
(dengan nada sok manis)
Chintia
: “Iya juga ya, yasudahlah biarkan.. Gua juga udah gamau punya sahabat kaya
diaaaaa..”
Di pagi hari saat jam pertama dimulai, Bu Desi melihat ada
keganjalan diantara murid kesayangannya. Pada waktu istirahat Bu Desi memanggil
Andrean
dan Prandika untuk segera ke kantornya.
Prandika
: “Misi bu, Ibu mencari kita berdua?”
Bu
Sinta : “Iya, ada yang
ingin ibu tanyakan.. oh ya silahkan duduk..
(Andrean
dan Prandika pun duduk)
Andrean
: “Ibu mau nanya tentang apa ya?”
Bu Desi
: “Itu loh, sahabat kalian yang namanya Chintia sama Rani kenapa ya?
Kok
kelihatannya
agak merenggang, Ibu khawatir jika nilai-nilai mereka turun..”
Prandika
: “Oh, itu bu? Kami juga sedang mencari tahu bu. Rani saja tidak
tau bu
kenapa
tiba-tiba masalah pribadi Chintia bisa
terpublikasi..”
Bu Desi
: “Loh? Masalah pribadi? Maksudnya apa saya tidak mengerti..”
Andrean
: “Orang tua Chintia baru saja bercerai bu, dan Chintia
hanya menceritakannya
pada Rani bu.. tetapi
Lita tidak tahu apa-apa ketika beritanya tersebar ke
murid-murid
yang lain dan tiba-tiba saja Chintia marah-marah
kepada Rani..
hingga saat
ini pun mereka tidak saling sapa bu..”
Bu Desi
: “Ya ampun, terus kalian sudah menemukan pelakunya?”
Prandika
: “Belum bu, mungkin sekarang Wahyu, Bagus
dan Rani sedang mencarinya
bu..”
Bu Desi
: “Mudah-mudahan cepat selesai ya, ibu akan
membantu kalian saat kalian butuh
ibu nanti..”
(tersenyum)
Prandika
: “Iya bu, terima kasih..”
Bu Desi
: “Yasudah, sekarang kalian bisa masuk kelas..”
(Andrean
dan Prandika pun berpamitan)
Sementara itu, terlihat seseorang sedang melakukan aksi yang sama dan disaat
itu juga Wahyu, Rani dan Bagus
memfotonya untuk jadi barang bukti. Orang itu adalah Beatrick
tetapi dia tidak menyadari bahwa ada yang mempotretnya.
Rani
: “Oh, jadi ini ulahnya si anak baru ituuuu...”
Wahyu
: “Anak apaan tadi? Anak bau?” (tanyanya agak kencang)
(Beatrick
pun menengok mencari sumber suara itu, tapi dia menghiraukannya dan tetap
melanjutkan kegiatannya)
Bagus
: “Dodol banget sih lu ! Untung gak ketauan..” (gereget Bagus)
Wahyu
: “Dodol itu gak pake banget gus, adanya
dodol nanas, dodol duren. Setau gua
mah dodol
banget engga ada... Itu yang paling baru ya?” (dengan wajah polos)
Bagus
: “IYA, YANG PALING BARU KAN ELU..! azzzz”
Rani
: “Sssstttt... Jangan berisik ih !” (ketus)
Bagus,Wahyu
: “Iya ampuuunnn kapten..., hehe” (nyengir gak jelas)
Rani
: “Cari si Andrean
sama Prandika yuk, keburu beatrick
liat kita nanti”
Bagus,wahyu : yuk mari,capcus cin...(dengan serentak)
(Bagus,
Wahyu
dan Rani pun bergegas pergi untuk mencari Prandika
dan Andrean)
Mereka pun bertemu Prandika dan Andrean, mereka menceritakan semua kepada
Prandika dan andrean
Rani: lang,ndre ternyata yg buat Chintia
marah sama ku adalah beatrick...
Andre dan Prandika : ha...!!! yg bener??! (
sambil kaget)
Rani : iya, ak gk bohong, ada buktinya
kok...
Bagus: iya, bener kata Rani...
Mereka pun menemui bu sinta dan menceritkan semuanya...
Rani: permisi bu...( sambil mengetuk pintu
ruangan)
Bu Desi: iya nak silahkan masuk duduk2, ada
keperluan apa datang kesini?
Bagus: bu,sebenarnya yg buat Chintia
bertengkar sama Rani adalah Beatrick...
Bu Desi: apa?! Yg benar? ( LEBAY)
Bagus: iya bu, kami punya bukti bu
Wahyu: bukti apa an sih( tampang gk berdosa)
Bagus: astauqfiruallah allazim...!!! lo kan
sama gue nyari buktinya(muka kesal)
Wahyu: oh,iya aku baru ingat,kita sama
nyarikan?(tampang sok ingatin)
Bagus: gak!... gua sendiri( muka kesal)
Bu Desi: sudah2 kok malah ribut disini, mana
buktinya?
Rani: ini buktinya bu
Bu Desi: oh, ternyata Beatrick yg anak baru
masuk itu kan?(terkejut)
Rani: iya bu ( nada kesal)
Kemudian Bu Desi memanggil Beatrick dan Chintia untuk keruangan BK,
ternyata di ruangan BK pun sudah ada andrean,bagus,wahyu,prandika,dan rani.
Bu Desi: Chintia apa permasalahan kamu dengan
Rani sehingga kalian berdua bertengkar?
Chintia: iya bu, Rani sudah mempublikasikan
masalah pribadi saya kepada satu sekolah( nada kesal)
Bagus: kamu salah chin sebenarnya yg
mepublikasikan masalah pribadi kamu adalah teman baru kamu( dengan nada
melantang)
Bu Desi: benar apa yg di bilang bagus itu,
ibu sudah lihat bukti2 nya
Beatrick : lah, kok aku sih?(dengan nada
ketakutan)
Andrean: sudahlah bet kamu jangan
bersandiwara lagi kami sudah mengumpulkan semua bukti...
Rani: sudahlah, jangan memojokan Beatrick,kasihan
dia(nada rendah)
Bagus: sudah lah,rani manusia yg sudah
membuat persahabatan lo ancur aja lo bela.(nada keras)
Chintia : sekarang gini aja, mana buktinya?
Bu Desi: ini nak buktinya,dari teman2 kamu (
sambil menyodorkan bukti kepada Chintia)
Wahyu: kenapa mukalo bet?... meriang? panas
dingin? kok gemetaran kyak orang ketakutan...
Beatrick : eng...eng...eng...gak kok si...
apa yang... ketakutan?(gagap)
Chintia: oh!!!... ternyata kamu bet. Dasar
manusia bermuka tiga...!!!
Bagus: bermuka dua bukan
tiga...(mengingatkan)
Chintia: biarin...!!! orang marah salah gk
apa2...(galak)
Dicky:
-_- (tampang sanger)
Rani: iya, benar Chin. beatrick yg sudah
bikin persahabatan kita hancur...
Wahyu :enggak kok,muka Beatrick Cuma satu(
tampang tak berdosa)
Bagus : astauqfiruallah allazim........ bisa
gila gua dekat lo lama2( muka kesal)
Rani: sekarang kamu sudah taukan siapa yg
mempublikasikan masalah pribadi kamu
Bagus: habis lah kw cik hahahha(senyum jahat)
Chintia: maaf kan aku ya Ran, aku dah nuduh
lo yg gak2
Rani:iya gua dah maafin kamu kok...
Bu Desi : sekarang kamu minta maaf beatric
kepada Rani dan Chintia...
Beatrick : iya,maafin ak ya Rani, Chintia,sebenarnya
ak gk bermaksud memisahkan kalian, aku hanya butuh teman..
Rani dan Chintia: iya, jangan di ulangi lagi
ya... kamu boleh berteman dengan kita...
Beatrick: terima kasih ya teman...
Akhirnya mereka semua keluar dari ruangan BK tapi tiba2 wahyu pun
bertanya kepada Bagus
Wahyu : gus, publikasikkan tu apa?( tampang
tak berdosa)
Semuanya: CARI AJA SENDIRI...........!!!
T A M A T
Kalo mau copy
izin dulu ya…
Nb: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama
tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak
ada unsur kesengajaan.